Sejarah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Sejarah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

A. Akar Sejarah: Dari Masa Kolonial ke Gerakan Nasional

Perjalanan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berawal jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pada masa penjajahan Belanda, guru-guru pribumi mulai menyadari pentingnya persatuan untuk memperjuangkan nasib dan martabat pendidik. Maka pada tahun 1912, lahirlah organisasi guru pertama bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini beranggotakan para guru dari berbagai jenis sekolah seperti HIS, MULO, dan sekolah rakyat. Meskipun masih berada di bawah pengaruh pemerintah kolonial, semangat perjuangan dan kebangsaan sudah tumbuh di kalangan guru pribumi.

Selanjutnya, muncul pula berbagai organisasi guru lain seperti Persatuan Guru Indonesia (PGI) dan Persatuan Guru Bantu (PGB). Semangat nasionalisme di kalangan guru semakin menguat, hingga akhirnya muncul gagasan untuk mempersatukan seluruh organisasi guru dalam satu wadah perjuangan.

B. Lahirnya PGRI: Kongres Guru Indonesia 1945

Seratus hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23–25 November 1945, diselenggarakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta (Solo).
Kongres ini dihadiri oleh para guru dari seluruh pelosok Nusantara, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ataupun jenis sekolah tempat mereka mengajar.

Dalam kongres bersejarah itu, disepakati berdirinya satu organisasi tunggal bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), sebagai wadah perjuangan seluruh guru di Indonesia.
Tanggal 25 November 1945 kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir PGRI, yang setiap tahunnya diperingati oleh seluruh guru di tanah air.

C. Tujuan dan Semangat Awal PGRI

Sejak awal berdirinya, PGRI memiliki tiga tujuan utama:

  1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat sepenuhnya.
  2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan.
  3. Membela hak serta memperjuangkan nasib dan kesejahteraan guru.

Semangat dasar yang melandasi PGRI adalah “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia” — semboyan yang menegaskan bahwa guru adalah garda depan dalam membangun karakter bangsa.

D. Perkembangan PGRI Pasca Kemerdekaan

Dalam perjalanan sejarah bangsa, PGRI selalu hadir dan berperan aktif dalam setiap periode penting, baik pada masa revolusi fisik, masa pembangunan, hingga era reformasi.

  • Pada masa awal kemerdekaan, PGRI turut berjuang mempertahankan kedaulatan negara melalui pendidikan dan perjuangan sosial.
  • Pada masa Orde Baru, PGRI bertransformasi menjadi mitra pemerintah dalam pengembangan pendidikan dan pembinaan profesi guru.
  • Memasuki era reformasi, PGRI memperkuat perannya sebagai organisasi profesi independen yang memperjuangkan profesionalisme guru, kesejahteraan tenaga pendidik, serta mutu pendidikan nasional.

Selain itu, PGRI juga aktif di tingkat internasional dengan menjadi anggota Education International (EI), sebuah federasi organisasi guru sedunia yang berpusat di Brussel, Belgia.

E. Hari Guru Nasional

Sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa guru dan sejalan dengan hari berdirinya PGRI, pemerintah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional (HGN) melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 1994.
Sejak saat itu, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional sekaligus Hari Ulang Tahun PGRI, sebuah momentum untuk menumbuhkan kembali semangat pengabdian, persatuan, dan dedikasi guru bagi kemajuan pendidikan bangsa.

F. PGRI di Era Modern

Hingga saat ini, PGRI terus berkembang sebagai organisasi profesi terbesar di Indonesia yang menaungi jutaan guru dari berbagai jenjang pendidikan.
PGRI aktif dalam:

  • Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.
  • Memperjuangkan kebijakan pendidikan yang berpihak kepada tenaga pendidik dan peserta didik.
  • Mendorong inovasi pembelajaran, digitalisasi pendidikan, dan kolaborasi antar guru.
  • Menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi pendidikan internasional.

Dengan moto “Solidaritas Tanpa Batas, Profesionalisme Berkelanjutan, Inovasi untuk Pendidikan, dan Pengabdian Sepenuh Hati,” PGRI terus berkomitmen untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang maju, inklusif, dan berkeadilan.

G. PGRI Kecamatan Mempura

Sebagai bagian dari Persatuan Guru Republik Indonesia, PGRI Kecamatan Mempura hadir untuk mewujudkan cita-cita PGRI di tingkat daerah.
PGRI Kecamatan Mempura berperan sebagai wadah kebersamaan, solidaritas, dan peningkatan profesionalisme bagi guru di lingkungan Kecamatan Mempura.
Melalui berbagai program kerja, pelatihan, kegiatan sosial, dan kolaborasi dengan pemerintah serta masyarakat, PGRI Mempura berkomitmen untuk:

  • Meningkatkan kompetensi guru.
  • Menumbuhkan semangat gotong royong dan solidaritas antar pendidik.
  • Membangun pendidikan yang berkualitas di Kabupaten Siak, Riau.